Volequin Infus - Pada Indikasi volequin infus Anda bisa mengatahui khasiat atau kegunaan dari volequin infus. Perlu diperhatikan juga untuk informasi Dosis volequin infus agar mengatahui takaran obat untuk sekalai pakai baik yang diminum, kunyah, di suntikan atau yang lainnya dalam jangka waktu yang ditentukan, Sedanglan pada Efek Samping volequin infus adalah informasi untuk mengatahui dampak terapi obat yang tidak diinginkan, akibat dari pengguanaan obat tersebut, efek samping yang mungkin akan timbul karena dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya: Jenis kelamin, usia/ umur, ras, genetik, kondisi medis pasien yang mengkonsumsi obat tersebut, daya tahan tubuh/ resistensi pasien dan masa berlaku obat.
Silahkan baca leaflet ini dengan seksama sebelum Anda mulai untuk menggunakan Volequin Infus. Simpan leaflet ini jika sedang tidak diperlukan. Anda mungkin perlu membaca lagi saat dibutuhkan. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda.
Silahkan baca leaflet ini dengan seksama sebelum Anda mulai untuk menggunakan Volequin Infus. Simpan leaflet ini jika sedang tidak diperlukan. Anda mungkin perlu membaca lagi saat dibutuhkan. Jika Anda memiliki pertanyaan lebih lanjut, silahkan tanyakan kepada dokter atau apoteker Anda.
Volequin Infus jika telah diresepkan untuk Anda dan Anda tidak
perlu berbagi kepada orang lain. Karena dapat membahayakan mereka yang tidak
sesuai dengan rekoemdasi dokter, bahkan jika ada gejala yang sama seperti yang
Anda miliki.
Jika salah satu dari efek samping terjadi serius, atau jika Anda
melihat efek samping apapun tidak yang tercantum dalam leaflet Volequin Infus,
silakan beritahu dokter atau apoteker.
Volequin Infus tersedia dalam sediaan cairan infus. Anda juga dapat membaca leaflet Gastro-AD di website resmi PT Dexa Medica atau pada leaflet yang diberikan oleh Dokter atau Apoteker Anda.
Volequin Infus
Komposisi: Tiap ml larutan mengandung:
Levofloksasin hemihidrat 5,12 mg yang setara dengan
Levofloksasin 5 mg
Farmakologi Volequin Infus
Levofloksasin adalah bentuk (S)-enansiomer yang murni dari
campuran rasemat ofloksasin. Levofloksasin memiliki spektrum antibakteri yang
luas. Levofloksasin aktif terhadap bakteri gram positif dan negatif, termasuk
bakteri anaerob. Selain itu, levofloksasin juga memperlihatkan aktivitas
antibakteri terhadap Chlamydia pneumonia dan Mycoplasma pneumonia.
Levofloksasin seringkali bersifat bakterisidal pada kadar yang sama dengan atau
sedikit lebih tinggi dari kadar hambat minimal. Mekanisme kerja levofloksasin
yang utama adalah melalui penghambatan DNA gyrase bakteri (DNA topoisomerase
II), sehingga terjadi penghambatan replikasi dan transkripsi DNA.
Microbiology
Levofloksasin aktif terhadap mikroorganisme di bawah ini, baik in
vitro dan pada infeksi klinis, seperti yang tercantum pada bagian indikasi:
Mikroorganisme gram positif aerob:
- Enterococcus faecalis
- Staphylococcus aureus
- Streptococcus pneumoniae
- Streptococcus pyogenes
Mikroorganisme gram negatif aerob:
- Enterobacter cloacae
- Escherichia coli
- Haemophilus influenzae
- Haemophilus parainfluenzae
- Klebsiella pneumoniae
- Legionella pneumophila
- Moraxella catarrhalis
- Proteus mirabilis
- Pseudomonas aeruginosa
- Mikroorganisme lain:
- Chlamydia pneumoniae
- Mycoplasma pneumoniae
Farmakokinetik
Profil konsentrasi plasma dan AUC levofloksasin setelah pemberian
IV dan oral adalah serupa, sehingga pemberian parenteral dapat dipertimbangkan
untuk menggantikan pemberian secara oral, begitu pula sebaliknya.
Setelah pemberian dosis 500 mg sekali sehari secara multipel,
konsentrasi plasma maksimum dan minimum levofloksasin berturut-turut 6,4 μg/mL
dan 0,6 μg/mL. Levofloksasin terikat pada protein serum kira-kira 24-38%.
Levofloksasin didistribusikan secara cepat dan luas dalam blister fluid.
Levofloksasin juga mempunyai penetrasi yang baik ke dalam jaringan paru. Kadar
levofloksasin di dalam jaringan paru pada umumnya 2 sampai 5 kali lebih tinggi
dibandingkan dengan kadar dalam plasma. Levofloksasin dimetabolisme dalam
jumlah kecil dan sebagian besar diekskresi melalui urin dalam bentuk utuh dan
sisanya melalui feses. Rata-rata waktu paruh eliminasi plasma setelah pemberian
levofloksasin dosis multipel adalah 6-8 jam.
Indikasi
Levofloksasin injeksi diindikasikan jika pemberian secara
intravena memberikan keuntungan pada pasien, seperti pasien tidak dapat
mentoleransi bentuk sediaan oral.
Levofloksasin diindikasikan untuk orang dewasa (≥ 18 tahun) dengan
infeksi-infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitif pada kondisi
sebagai berikut:
- Sinusitis maksilaris akut
- Bronkitis kronik dengan eksaserbasi bakteri akut
- Pneumonia (community-acquired pneumonia)
- Infeksi kulit dan struktur kulit tanpa komplikasi
- Infeksi saluran kemih tanpa atau dengan komplikasi
- Pielonefritis akut
- Bila terjadi resistensi bakteri dan hasil terapi tidak memuaskan, pengobatan perlu disertai dengan proses monitor bakteriologi.
Kontraindikasi
Pasien hipersensitif terhadap kandungan obat atau golongan kuinolon
lain.
Pasien penderita epilepsi.
Pasien dengan sejarah tendon disorders yang berhubungan dengan
pemberian fluoroquinolone.
Anak-anak dan remaja.
Ibu hamil dan ibu menyusui.
Dosis dan Cara Pemberian
Untuk bentuk sediaan parenteral dan oral yang bioekivalen, dapat
diberikan dosis dalam jumlah yang sama, biasanya selama 7-14 hari tergantung
tingkat keparahan penyakit. Dosis lazim pada pasien dengan fungsi ginjal normal
adalah 250-500 mg satu kali sehari tergantung jenis dan tingkat keparahan dari
infeksi dan sensitivitas dari patogen penyebab.
Levofloksasin IV diberikan secara perlahan melalui infus
intravena.
Pengobatan awal secara intravena setelah beberapa hari
memungkinkan untuk digantikan menjadi pemberian secara oral disesuaikan dengan
kondisi pasien.
Pasien usia lanjut dan pasien dengan kerusakan fungsi hati (tetapi
fungsi ginjalnya normal) dapat menerima dosis seperti pasien dewasa normal.
Dosis pada pasien dengan insufisiensi ginjal (bersihan kreatinin ≤
50 ml/mnt)
Dosis awal
Dosis berikutnya
Bersihan kreatinin: > 50 ml/menit
Tidak diperlukan penyesuaian dosis
20-49 ml/menit
500 mg
250 mg setiap 24 jam
10-19 ml/menit
500 mg
125 mg setiap 24 jam
Hemodialisis
500 mg
125 mg setiap 24 jam
CAPD (Chronic Ambulatory Peritoneal Dialysis)
500 mg
125 mg setiap 24 jam
Levofloksasin IV harus diberikan secara perlahan melalui infus
intravena. Untuk dosis 500 mg (100 ml) pemberian infus tidak bisa kurang dari
60 menit. Perlindungan terhadap cahaya selama pemberian infus tidaklah perlu.
Jika tutup vial telah dibuka (rubber stopper perforates) larutan
harus segera digunakan (dalam waktu 3 jam) hal ini untuk mencegah kontaminasi
oleh bakteri.
Peringatan dan Perhatian
Reaksi fotosensitivitas dapat terjadi, karena itu penderita jangan
terlalu lama kontak dengan sinar matahari atau sinar ultraviolet buatan.
Hati-hati pada penderita yang diketahui atau dicurigai adanya
gangguan terhadap gangguan SSP, karena seperti kuinolon lainnya, levofloksasin
cenderung dapat menimbulkan serangan atau menurunkan ambang rangsang kejang
(arteriosklerosis serebral berat, epilepsi) atau adanya faktor risiko lain yang
cenderung menimbulkan serangan atau menurunkan ambang rangsang kejang (contoh:
terapi obat, disfungsi ginjal).
Perlu dilakukan monitor kadar glukosa darah pada pasien yang
mendapat terapi hipoglikemik atau insulin.
Selama terapi jangka panjang dengan levofloksasin, perlu dilakukan
tes fungsi ginjal, hati dan hematopoietik secara periodik.
Pemberian levofloksasin harus segera dihentikan apabila pasien
merasa nyeri, mengalami peradangan, atau ruptur tendon.
Reaksi hipersensitivitas yang fatal dan serius dapat terjadi pada
pemberian awal, karena itu pemberian obat segera dihentikan bila mulai terjadi
ruam kulit atau tanda-tanda hipersensitivitas lainnya.
Diagnosis kolitis pseudomembranosa perlu dipertimbangkan pada
pasien yang mengalami diare setelah pemberian antibakteri.
Hati-hati pada penderita yang melakukan aktivitas yang membutuhkan
kepatuhan dan koordinasi mental yang utuh, misalnya mengoperasikan mesin atau
kendaraan bermotor karena levofloksasin dapat menyebabkan pusing.
Efek Samping
Diare, mual, vaginitis, kembung, pruritus, kulit kemerahan, nyeri
abdomen, moniliasis genital, dizziness, dispepsia, insomnia, gangguan
pengecapan, muntah, anoreksia, cemas, konstipasi, edema, lelah, sakit kepala,
banyak keringat, leukorrhea, malaise, gugup, gangguan tidur, tremor, urtikaria.
Interaksi Obat
Dalam penelitian tidak terlihat adanya interaksi yang bermakna
antara levofloksasin dengan teofilin, warfarin, siklosporin, digoksin,
probenesid dan simetidin. Namun demikian, penggunaan golongan kuinolon lain
bersamaan dengan beberapa obat yang disebutkan di atas, menimbulkan perubahan
farmakokinetika dan farmakodinamika yang cukup bermakna. Oleh karena itu,
hal-hal berikut ini perlu diperhatikan apabila levofloksasin diberikan
bersamaan dengan:
Teofilin: monitor kadar teofilin secara ketat, bila perlu lakukan
penyesuaian dosis teofilin.
Warfarin: monitor prothrombin time atau uji koagulasi lainnya yang
sesuai.
Siklosporin: perubahan yang terjadi tidak bermakna secara klinis,
sehingga tidak perlu penyesuaian dosis siklosporin maupun levofloksasin.
Digoksin: perubahan yang terjadi tidak bermakna secara klinis,
sehingga tidak perlu penyesuaian dosis digoksin maupun levofloksasin.
Pemberian NSAIDs bersamaan dengan golongan kuinolon, termasuk
levofloksasin, dapat meningkatkan risiko stimulasi susunan saraf pusat dan
serangan kejang.
Pengaruh terhadap glukosa darah, termasuk hiperglikemia dan
hipoglikemia, telah dilaporkan pada pasien yang mendapatkan obat golongan
kuinolon bersamaan dengan obat antidiabetik oral. Oleh karena itu, dianjurkan
untuk melakukan pengawasan kadar glukosa darah secara ketat, jika dua jenis
obat ini dipergunakan bersamaan.
0 Komentar Volequin Infus Dexa, Indikasi, Dosis, dan Efek Samping
Post a Comment