Pengayak dan Derajat Kehalusan Serbuk – Pengayak dibuat dari kawat logam atau bahan lain yang cocok dengan penampang melintang yang sama di seluruh bagian. Jenis pengayak dinyatakan dengan nomor (5, 8, 10, 22, 25, 30, 36, 44, 60, 85, 100, 120, 150, 170, 200, 300) yang menunjukan jumlah lubang tiap 2,54 cm dihitung searah dengan panjang kawat.
Pengayak dan Derajat Kehalusan Serbuk dalam farmakope dinyatakan dalam urian yang dikaitkan dengan nomor pengayak yang ditetapkan untuk pengayak baru, seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.
Sebagai pertimbangan praktis, pengayak terutama dimaksudkan untuk pengukuran derajat halus serbuk untuk sebagian besar keperluan farmasi, walaupun penggunaannya tidak meluas untuk pengukuran rentang ukuran partikel yang bertujuan meningkatkan penyerapan obat dalam saluran cerna. Untuk pengukuran partikel dengan ukuran nominal kurang dari 100 μm, alat lain selain pengayak mungkin lebih berguna.
Efesiensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam berbanding terbalik dengan jumlah partikel termuat. Efektivitas pemisahan menurun cepat jika kedalaman muatan melebihi lapisan dari 6 partikel sampai 8 partikel.
Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat, bukan tenunan, kecuali untuk ukuran No. 230, 270, 325, dan 400, anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat, atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh.
Dalam penetapan derajat halus serbuk simplisia nabati dan hewani tidak ada bagian yang dibuag selama penggilingan atau pengayakan, kecuali dinyatakan lain dalam masing-masing monografi. Berikut tabel penyajiannya dibawah ini:
Penandaan pengayak
Normal Nominal | Ukuran Lubang | |
2 | : | 9,5 mm |
3,5 | : | 5,6 mm |
4 | : | 4,75 mm |
8 | : | 2,36 |
10 | : | 2,00 |
14 | : | 1,40 mm |
16 | : | 1,18 mm |
18 | : | 1,00 |
20 | : | 850 μm |
25 | : | 710 μm |
30 | : | 600 μm |
35 | : | 500 μm |
40 | : | 425 μm |
45 | : | 355 μm |
50 | : | 300 μm |
60 | : | 250 μm |
70 | : | 212 μm |
80 | 180 μm | |
100 | : | 150 μm |
120 | : | 125 μm |
200 | : | 75 μm |
230 | : | 63 μm |
270 | : | 53 μm |
325 | : | 45 μm |
400 | : | 38 μm |
*Keterangan:
Derajat kehalusan serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak.
Jika derajat kehalusan suatu serbuk dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat kehalusan suatu serbuk dinyatakan dengan nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui dengan nomor tertinggi.
Derajat kehalusan serbuk dinyatakan dengan nomor pengayak.
Jika derajat kehalusan suatu serbuk dinyatakan dengan 1 nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Jika derajat kehalusan suatu serbuk dinyatakan dengan nomor, dimaksudkan bahwa semua serbuk dapat melalui pengayak dengan nomor terendah dan tidak lebih dari 40% melalui dengan nomor tertinggi.
Dalam beberapa hal digunakan juga istilah umum untuk menyatakan kehalusan serbuk yang disesuaikan dengan nomor pengayak sebagai berikut.
Serbuk sangat kasar adalah serbuk (5/8)
Serbuk kasar adalah serbuk (10/40) – BP. coarse powder
Serbuk agak kasar adalah serbuk (22/60) – moderately coarse powder
Serbuk halus adalah serbuk (44/85) – moderately fine powder
Serbuk sangat halus adalah serbuk {120/200(300)} – very fine powder
Pulvis dentrificius (serbuk gigi) biasanya mengandung carmin sebagai pewarna yang dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.
Pulvis sternutatorius (serbuk bersin) adalah serbuk untuk dihisap hidung, oleh karena itu serbuk harus halus sekali.
Pulvis efervesen, serbuk yang biasa sebelum diminum dilarutkan dahulu dalam air dingin atau air hangat, serbuk ini mengeluarkan gas CO² yang kemudian membentuk larutan yang jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam sitrat, asam tratat) dengan basa (Na-karbonat, Na-bikarbonat). Dalam pembuatannya, bagian asam maupun basa harus dikeringkan secara terpisah. Gas CO² (karbon dioksida) digunakan untuk pengobatan, mempercepat absorpsi atau untuk menyegarkan rasa larutannya.
Pengayak dan Derajat Kehalusan Serbuk Drs. H. A. Syamsuni
derajat kehalusan serbuk simplisia, derajat kehalusan serbuk, penetapan derajat kehalusan serbuk simplisia, pengertian derajat kehalusan serbuk, tabel derajat kehalusan serbuk, sebutkan derajat kehalusan serbuk, pengayak dan derajat kehalusan serbuk, istilah derajat kehalusan serbuk.
Sumber*Syamsuni, H. A. (2013). Ilmu Resep. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
0 Komentar Pengayak dan Derajat Kehalusan Serbuk Drs. H. A. Syamsuni
Post a Comment